Dalam berinvestasi ada 3 cara untuk membatasi kerugian dalam trading, yaitu stop loss, cut loss, dan trailing stop yang merupakan bentuk strategi yang wajib dipelajari.
Fungsi mempelajari setiap hal yang berhubungan dengan transaksi trading maupun investasi tidak lain agar setiap aktivitas tersebut bisa dilaksanakan dengan maksimal serta memberikan keuntungan yang besar.
Ketidakpahaman terhadap berbagai istilah yang digunakan tentu akan membuat kamu bingung saat melakukan transaksi baik investasi maupun trading.
Apa Itu Stop Loss?
Stop loss merupakan salah satu istilah yang perlu dipahami jika kamu ingin menjadi seorang trader saham. Strategi ini merupakan sebuah tindakan untuk memutus trading atau keluar dari pasar saham secara otomatis untuk membatasi kerugian yang dialami.
Saat kamu memutuskan untuk melakukan trading saham, kamu bisa menentukan kriteria stop loss yang akan digunakan. Sebagai contoh, jika kamu membeli saham seharga Rp. 750,- maka kamu bisa menentukan stop loss pada harga tertentu misalkan harga Rp. 600,-.
Saat saham yang telah dibeli mengalami penurunan harga hingga menyentuh Rp. 600,- maka sistem akan otomatis melakukan stop loss dan menjual seluruh saham yang kamu miliki.
Dengan cara ini, kamu tidak akan mengalami kerugian lebih besar.
Apa Itu Cut Loss?
Cut loss adalah tindakan menutup posisi trading untuk membatasi kerugian, yang dilakukan secara manual, yaitu langsung oleh trader yang bersangkutan.
Sebagai contoh, trader membeli saham di harga 540. Harga ternyata turun, di angka 500. Lalu trader tersebut memutuskan cut loss dengan menjual saham tersebut dalam kondisi rugi.
Perbedaan keduanya adalah stop loss dilakukan secara otomatis oleh sistem, sedangkan cut loss dilakukan secara manual oleh trader.
Saat trader mengamati pasar dan menemukan bahwa saham yang dimilikinya mengalami penurunan, maka trader bisa langsung menjual saham tersebut dalam kondisi rugi. Keputusan untuk menjual saham dalam kondisi rugi tersebutlah yang disebut dengan cut loss.
Apa Itu Trailing Stop?
Trailing stop ini cukup serupa dengan stop loss namun memiliki satu kondisi yang berbeda yaitu trailing stop menerapkan level stop loss (misal dalam persentase) berdasarkan kondisi pasar.
Saat harga saham yang telah dibeli mengalami penurunan, maka saham tersebut akan otomatis dijual setelah menginjak harga yang ditetapkan pada level stop loss.
Contoh Trailing Stop Loss, trader membeli saham X pada harga Rp 600 per lembar dengan harapan harga naik sampai Rp700. Batas TSL ditentukan pada 10%. Dengan demikian, TSL bermula pada harga Rp540 (turun 10% dari Rp600).
Ketika harga saham X naik ke Rp660, TSL akan berubah menjadi ke Rp594 (turun 10% dari Rp660). Kalau harga saham X naik lagi ke Rp680, TSL akan naik ke Rp612.
Jika harga saham X selanjutnya anjlok dari Rp680 sampai menyentuh Rp612, TSL akan langsung aktif untuk mengirim order jual saham pada tingkat harga ini. Dengan demikian, trader akan tetap mengantongi keuntungan sebesar Rp12 sekalipun harga saham X merosot lebih jauh lagi ke bawah Rp612.
Trailing Stop Loss bertujuan untuk membantu trader ambil untung sambil melindungi trader dari kerugian yang lebih besar. Trailing Stop Loss membatasi risiko kerugian, tetapi tidak membatasi potensi profit yang dapat diperoleh jika pergerakan harga saham terus naik sesuai ekspektasi.
Tujuan Penggunaan Stop Loss, Cut Loss, Dan Trailing Stop
Perbedaan pertama yang dimiliki oleh ketiga kondisi ini adalah tujuan penggunaannya. Jika melihat sekilas dari pengertian ketiganya, tujuan penggunaan cut loss, stop loss, hingga trailing stop cukup serupa yaitu membatasi kerugian agar tidak semakin besar.
Namun tujuan penggunaan ini lebih cocok digunakan untuk cut loss dan stop loss. Trailing stop memiliki tujuan tambahan lain yaitu menjaga profit yang telah dimiliki. Seperti disebutkan sebelumnya bahwa level stop loss yang digunakan pada trailing stop mengikuti harga saham yang berlaku.
Saat saham mengalami kenaikan harga, maka level stop loss juga akan ikut naik sehingga profit dari kenaikan harga yang ada akan tetap kamu peroleh. Begitupun jika harga mengalami penurunan, level stop loss juga akan menyesuaikan penurunan sehingga profit tetap bisa diperoleh.
Mana Yang Lebih Baik?
Pada dasarnya, ketiga istilah diatas merupakan tindakan yang memiliki sistem serta tujuan yang serupa yaitu menjaga profit serta menghindari kerugian yang lebih banyak. Lantas mana yang lebih baik digunakan diantara ketiganya ?
Ketiganya memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing, sehingga kamu harus menganalisa ketiga hal tersebut secara lebih mendalam. Ketiganya juga bisa digunakan secara bergantian pada kondisi trading tertentu.
Para trader pemula bisa menggunakan stop loss agar setiap saham yang mengalami penurunan harga langsung terjual dan tidak menimbulkan efek shock karena kerugian yang dialami.
Sedangkan kamu para trader kawakan bisa menerapkan cut loss pada saat melakukan day trading, serta menggunakan trailing stop pada saat melakukan swing trading.
Ketiga strategi ini memang menawarkan manfaat yang cukup besar karena bisa membantu kamu menghindari kerugian yang besar.
Namun kamu juga harus menyadari bahwa ketiganya juga memiliki risiko diantaranya adalah adanya pengaruh yang menyebabkan kamu menjual saham saat harga saham masih berada pada kondisi harga koreksi.
Pada dasarnya stop loss, cut loss, dan trailing stop bisa digunakan saat kamu telah memahami seluruhnya dengan maksimal. Pemanfaatan yang tepat bisa memberikan profit yang maksimal dari setiap trading yang kamu lakukan.