Pernahkah kamu mendengar istilah P2P lending? Berbicara soal konsep peer to peer lending (P2P lending) terdapat dua pendekatan yaitu sebagai peminjam dan pemberi pinjaman atau pendana. Kedua peran ini dalam hal P2P lending memberikan manfaat dalam hal finansial.
Dalam hal finansial, kamu harus tetap berhati-hati dalam menjalankannya. Termasuk melakukan P2P lending. Kamu harus mencari tahu lebih dulu, apa itu peer to peer lending dan bagaimana sistem kerjanya.
Nah, untuk mengetahuinya lebih detail, simak pembahasannya pada artikel berikut ini.
Apa Itu Peer to Peer Lending?
Dalam keuangan, ada istilah bernama P2P lending yaitu sebuah sistem pada jasa keuangan yang mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet.
Secara ringkas, P2P lending ini memungkinkan pemberi pinjaman atau pendana dapat terhubung dengan peminjam secara online.
Cara Kerja Peer to Peer Lending (P2P Lending)
Cara kerja P2P lending terbagi menjadi dua sesuai dengan pihak yang berperan di dalamnya yakni peminjam dan pendana. Berikut ini penjelasan cara kerja peer to peer lending:
Nah, berdasarkan langkah-langkah yang sudah ditetapkan OJK tersebut, cara kerja peer to peer lending pun tidak boleh jauh berbeda. Untuk membantu kamu memahaminya, cara kerja peer to peer lending adalah sebagai berikut:
- Penyedia atau platform peer to peer lending menilai dan menganalisis peminjam, lalu menentukan peminjam mana saja yang layak untuk mengajukan pinjaman. Platform peer to peer lending jugalah yang akan menetapkan tingkat risiko peminjam.
- Platform peer to peer lending menempatkan peminjam yang terpilih pada online marketplace mereka, lengkap dengan informasi profil dan tingkat risiko peminjam.
- Calon pemberi pinjaman atau investor menyeleksi dan menganalisis pihak peminjam yang ada di platform marketplace peer to peer lending.
- Jika sudah menemukan pilihan yang tepat, pemberi pinjaman melakukan pendanaan ke peminjam melalui platform yang sama.
- Peminjam mengembalikan pinjaman plus return kepada pemberi pinjaman sesuai jangka waktu yang ditetapkan ke platform peer to peer lending.
- Pemberi pinjaman menerima dana yang dikembalikan peminjam melalui platform peer to peer lending.
Kelebihan dan Risiko Peer to Peer Lending
Sama halnya dengan jenis-jenis investasi lain, peer to peer lending juga memiliki kelebihan dan risiko tersendiri. Baik sebagai calon pemberi maupun menerima pinjaman, penting bagi kamu untuk mengetahuinya.
Untuk Pemberi Pinjaman
Karena sudah diawasi oleh OJK, maka peer to peer lending adalah investasi yang aman. Suku bunga pinjamannya pun cukup menguntungkan karena nilai yang relatif.
Kamu juga bisa dengan mudah melakukan diversifikasi pendanaan dengan memberi pinjaman ke beberapa peminjam sekaligus untuk memaksimalkan keuntungan.
Namun, investasi peer to peer lending tidak memungkinkan kamu untuk menarik uang secara liquid atau kapan pun kamu mau.
Beda seperti reksadana pasar uang, misalnya, yang tingkat likuiditasnya lebih tinggi karena kamu bahkan bisa mencairkan uang lewat aplikasi.
Selain itu, ada pula kemungkinan risiko peminjam tidak mampu mengembalikan dana pinjaman. Tapi biasanya hal ini sudah diantisipasi oleh penyedia peer to peer lending.
-Manfaat Untuk Lender
- Diversifikasi Investasi
- Mendapatkan Return yang Besar
- Modal Kecil untuk Berinvestasi
Untuk Penerima Pinjaman
Kalau dibandingkan dengan lembaga keuangan resmi seperti bank, peer to peer lending menawarkan suku bunga relatif lebih rendah.
Prosesnya juga lebih mudah sehingga penerima pinjaman bisa mendapatkan dana lebih cepat. Penerima pinjaman juga tidak perlu menyerahkan apa pun sebagai bentuk jaminan.
Namun, apabila kelayakan kredit kamu jatuh, suku bunga peer to peer lending biasanya bakal naik sehingga semakin memberatkan kamu untuk mengembalikan pinjaman.
-Manfaat P2P Lending untuk Borrower
- Proses Pinjaman Lebih Cepat
- Persyaratan Lebih Mudah
- Lebih Fleksibel