Apa itu Stagflasi – Stagflasi adalah situasi melemahnya kondisi ekonomi, inflasi tinggi, dan angka pengangguran yang meningkat di waktu bersamaan dalam periode tertentu. Di tengah situasi tersebut, terjadi kenaikan harga-harga bersamaan dengan penurunan PDB (Produk Domestik Bruto). Di samping itu, usaha pemerintah dalam mengatasi inflasi justru membuat pertumbuhan ekonomi melemah hingga resesi.
Penyebab Stagflasi
Sebagai bentuk kontradiksi dengan ekonomi makro, penyebab stagflasi sebenarnya masih diperdebatkan hingga hari ini.
Stagflasi juga dapat disebabkan oleh kebijakan moneter. Ketika bank sentral mencoba untuk mempromosikan stabilitas keuangan dan kebijakan domestik dengan mencetak lebih banyak uang, pasokan uang meningkat, dan terjadi inflasi. Berikut ini lebih lengkapnya:
1. Melemahnya Kondisi Ekonomi
Kegiatan perekonomian berkaitan erat dengan harga bahan bakar minyak dan bahan pokok lainnya. Untuk itu, kenaikan harga minyak berpengaruh besar juga terhadap harga barang dan jasa.
Seringkali, pemerintah dan bank sentral mengeluarkan kebijakan untuk mengendalikan inflasi. Namun, kebijakan tersebut justru menekan pertumbuhan ekonomi sehingga terjadinya stagflasi.
2. Angka Pengangguran Tinggi
Selanjutnya, penyebab stagflasi adalah adanya kenaikan angka pengangguran dapat mengakibatkan melemahnya daya beli masyarakat. Dalam hal ini, angka pengangguran yang tinggi beriringan dengan kenaikan harga barang-barang pokok.
Saat harga-harga barang dan jasa naik karena ketersediaan barang terbatas, maka dapat terjadi inflasi. Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan juga akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
3. Uang yang Beredar Meningkat
Situasi stagflasi berkaitan erat dengan meningkatnya jumlah uang yang beredar di masyarakat. Saat bank sentral dan pemerintah membuat kebijakan untuk meningkatkan jumlah uang beredar di masyarakat, dapat terjadi inflasi. Kebijakan tersebut dapat berupa bank sentral yang mencetak mata uang dan mempermudah kredit dengan menurunkan suku bunga acuan.
Seberapa Buruk Dampak Stagflasi
Dapat dikatakan, dunia dalam kungkungan stagflasi dinilai sangat membahayakan. Karena stagflasi adalah sebuah kontradiksi dari gagasan ekonomi yang sehat. Stagflasi menekan pertumbuhan ekonomi dengan sangat hebat yang akan berdampak pada tingginya tingkat pengangguran. Umumnya, meningkatnya taraf pengangguran di sebuah negara akan berdampak pada penurunan daya beli konsumen.
Jika hal tersebut terus terjadi secara tak terkendali, selain dapat berdampak pada hadirnya inflasi, stagflasi juga bisa memantik merosotnya nilai tukar uang sebuah negara. Itulah sebabnya mengapa fenomena ini dianggap sangat buruk.
Stagflasi vs Resesi, Apa Bedanya?
Stagflasi dan resesi semakin sering digunakan untuk menggambarkan ke mana arah perekonomian. Keduanya menggambarkan kondisi ekonomi yang menurun dengan dampak bisnis yang negatif.
Stagflasi adalah kondisi ekonomi yang ditandai dengan kombinasi pertumbuhan ekonomi yang stagnan, inflasi yang cepat, dan pengangguran yang tinggi. Stagflasi dapat mencakup periode resesi serta periode di mana pertumbuhan yang lambat dikalahkan oleh inflasi. Sedangkan resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan dan luas, biasanya berlangsung setidaknya enam bulan. Kondisi resesi sering didefinisikan sebagai dua kuartal berturut-turut dari penurunan GDP.
Pada stagflasi, terjadi inflasi tinggi selama stagflasi berlangsung. Harga bahan pokok dan lainnya mengalami kenaikan jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan GDP. Angka pengangguran yang tinggi merupakan ciri khas dari stagflasi.
Sedangkan pada resesi, inflasi cenderung turun karena permintaan barang dan jasa yang lebih rendah. Pengangguran juga meningkat selama berlangsungnya resesi. Namun, tingkat pengangguran pada resesi dianggap sebagai indikator tertinggal, karena mengikuti indikator lain yang digunakan untuk mengukur resesi.
Kesimpulan
Stagflasi adalah situasi ekonomi saat pertumbuhan ekonomi melemah, inflasi tinggi, dan angka pengangguran yang meningkat di waktu bersamaan dalam periode tertentu. Penyebab situasi antara lain melemahnya kondisi ekonomi karena kenaikan harga bahan pokok, angka pengangguran yang tinggi, dan meningkatnya jumlah uang beredar di masyarakat.