Strategi Diversifikasi Portofolio Investasi – Diversifikasi adalah bagian penting dari manajemen risiko, dengan tujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai portofolio. Bagi investor, salah satu pertimbangan terpenting adalah bagaimana mengelola risiko portofolio.
Diversifikasi adalah praktik membangun portofolio dengan berbagai investasi yang memiliki risiko dan pengembalian yang diharapkan berbeda.
Manfaat diversifikasi dalam portofolio investasi
Diversifikasi dapat membantu melindungi asetmu dari peristiwa yang akan memengaruhi investasi tertentu.
Sebagai contoh, mari kita lihat risiko spesifik industri yang ditemukan dalam stok energi. Jika harga minyak turun, ada kemungkinan beberapa perusahaan yang bergerak di bidang gas dan minyak akan mengalami penurunan pada harga saham. Jika kamu telah berinvestasi di industri selain energi, penurunan nilai tersebut kemungkinan akan berdampak lebih kecil terhadap portofoliomu.
Diversifikasi tidak menjamin pengembalian atau melindungi dari kerugian dan dapat membantu mengurangi beberapa, tetapi tidak semua, risiko. Misalnya, risiko sistematis – yang mencakup inflasi, suku bunga, atau peristiwa geopolitik – dapat menyebabkan ketidakstabilan di pasar dan memengaruhi ekonomi dan pasar yang lebih luas secara keseluruhan.
Berikut adalah 7 strategi yang bisa kamu gunakan untuk mendiversifikasi portofolio agar aman dari gangguan ekonomi.
1. Tentukan korelasinya
Penting untuk mempertimbangkan korelasi antara investasi dalam portofolio. Bahkan jika kamu memiliki banyak investasi yang berbeda, jika semuanya tren naik atau turun bersama-sama, portofolio kamu tidak terdiversifikasi dengan tepat.
Misalnya, obligasi dengan imbal hasil tinggi sering memiliki korelasi positif dengan saham. Oleh karena itu, portofolio yang seluruhnya terdiri dari obligasi dan saham imbal hasil tinggi tidak terdiversifikasi dengan baik.
2 Diversifikasi antar kelas aset
Investasi menawarkan beberapa pilihan, termasuk:
- Ekuitas (saham)
- Investasi pendapatan tetap (obligasi)
- Kas dan setara kas
- Aset riil termasuk properti dan komoditas
Kelas aset ini memiliki berbagai tingkat risiko dan pengembalian, jadi menyertakan investasi di seluruh kelas aset akan membantumu membuat portofolio yang terdiversifikasi. Portofolio investasi yang terdiversifikasi umumnya mengandung setidaknya dua kelas aset.
3. Keragaman dalam kelas aset
Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan diversifikasi dalam kelas aset.
- Industri: Jika kamu berinvestasi dalam saham energi, misalnya, pertimbangkan untuk menambahkan teknologi, biotek, utilitas, ritel, dan sektor lain ke dalam portofolio.
- Investasi pendapatan tetap (obligasi): Carilah obligasi dengan jatuh tempo yang berbeda dan dari penerbit yang berbeda, termasuk pemerintah dan perusahaan AS.
- Dana: Sementara beberapa dana melacak pasar saham secara keseluruhan (dikenal sebagai dana indeks), dana lain fokus pada segmen pasar saham tertentu. Jika tujuan kamu adalah diversifikasi, periksa saham apa yang diinvestasikan dana untuk memastikan dana kamu tidak terlalu terekspos ke satu area atau area lain.
4. Diversifikasi berdasarkan lokasi
Kelas aset bukan satu-satunya cara untuk melakukan diversifikasi. Sebaiknya pertimbangkan lokasi dan eksposur global.
Misalnya, jika kamu hanya memiliki sekuritas AS, seluruh portofoliomu tunduk pada risiko khusus AS. Saham dan obligasi asing dapat meningkatkan diversifikasi portofolio tetapi tunduk pada risiko spesifik negara, seperti pajak luar negeri, risiko mata uang, dan risiko yang terkait dengan perkembangan politik dan ekonomi.
5. Jelajahi investasi alternatif
Jika kamu mencari diversifikasi tambahan, aset seperti trust investasi real estat (REIT) dan komoditas adalah opsi potensial.
REIT memiliki dan mengoperasikan properti, seperti gedung perkantoran, pusat perbelanjaan atau gedung apartemen. Memiliki saham di REIT memberimu kesempatan untuk menerima sebagian dari pendapatan bisnis tersebut dalam bentuk dividen. Selain itu, REIT tidak berkorelasi kuat dengan saham atau obligasi.
Investasi komoditas adalah investasi barang fisik, dari emas hingga gas alam hingga gandum dan bahkan ternak, kamu bisa membelinya melalui reksa dana komoditas.
6. Periksa portofolio secara teratur
Bahkan portofolio yang paling beragam pun perlu diseimbangkan kembali. Seiring waktu, investasi tertentu akan mendapatkan nilai, sementara yang lain kehilangannya. Rebalancing adalah negosiasi antara risiko dan imbalan yang dapat membantu portofolio kamu tetap pada jalurnya di tengah pasang surut pasar.
Ada situasi tertentu yang dapat memicu penyeimbangan kembali, termasuk volatilitas pasar dan peristiwa kehidupan besar.
7. Kenali profil risiko kamu
Toleransi atau profil risiko investasi kamu dapat memengaruhi pendekatan kamu terhadap diversifikasi. Umumnya, semakin lama jangka waktu investasi kamu, semakin kamu dapat mengatasi kerugian jangka pendek untuk potensi menangkap keuntungan jangka panjang.
Investor agresif umumnya memilih waktu 30 tahun atau lebih. Dengan fleksibilitas ini, mereka memiliki toleransi risiko yang lebih tinggi dan dapat mengalokasikan 90 persen uang mereka untuk saham dan hanya 10 persen untuk obligasi.
Investor moderat, yang memiliki waktu sekitar 20 tahun sebelum mereka membutuhkan uang, umumnya mengalokasikan persentase yang lebih rendah untuk saham daripada investor agresif. Misalnya, mereka mungkin memiliki 70 persen dana mereka di saham dan 30 persen di obligasi.
Investor konservatif, mereka yang memiliki toleransi risiko kecil atau akan membutuhkan uang mereka dalam 10 tahun atau kurang, dapat melakukan keseimbangan 50/50 antara saham dan obligasi.