admin Membahas dengan sederhana rumus-rumus yang ada di matematika dan finansial - Bagi Aja

EBITDA! Kunci Mengukur Kinerja Operasional Perusahaan

3 min read

Jika menganalisis finansial perusahaan itu gampang, maka kita semua udah jadi Warren Buffett. Tapi sayangnya, jadi investor enggak semudah itu. Kita harus korek data dan indikator keuangan yang bikin pusing, dan seringkali malah bikin bingung.

Kadang-kadang, laporan pendapatan perusahaan untuk periode yang sama bisa nunjukin hasil yang berbeda tergantung gimana kita menghitungnya. Nah, jadi sebagai investor, pertanyaannya, perhitungan mana yang kita percaya?

Terus tergantung sama siapa yang ditanya, ada yang bilang perhitungan pendapatan kayak EBITDA itu salah satu cara terbaik buat ngebandingin kekuatan finansial dua perusahaan.

PHP Dev Cloud Hosting

EBITDA emang jadi senjata andalan dalam analisis fundamental saham, loh! Metrik ini terbukti manfaatnya untuk ngasih gambaran lengkap tentang kesehatan keuangan suatu perusahaan. Di era yang penuh persaingan gini, memahami tentang pentingnya EBITDA jadi rahasia keberhasilan para investor untuk ambil keputusan investasi yang bener-bener bijaksana.

Nah, di artikel ini, kita bakal ngulas pentingnya EBITDA dalam menganalisis saham dan ngecek gimana metrik keren ini bisa bantu ngevalue potensi pertumbuhan dan stabilitas saham yang ada. So, stay tuned, guys!

Apa itu EBITDA?

EBITDA, singkatan dari “Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization” artinya “Pendapatan Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan, dan Amortisasi” dalam bahasa Indonesia.

Metrik keuangan ini keren banget untuk menilai performa operasional perusahaan tanpa dibebani oleh bunga dan pajak, juga nggak ngitung penyusutan dan amortisasi dari aset perusahaan. Jadi keliatan deh seberapa efisien perusahaan menghasilkan pendapatan dari bisnis utamanya.

Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia

Caranya, kamu ambil laba bersih (net income) terus tambahin lagi bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi yang udah diakui dalam laporan keuangannya.

EBITDA ini digunakan untuk bandingin performa keuangan perusahaan sama perusahaan lain, khususnya di industri yang butuh investasi gede di aset fisik, kayak perusahaan manufaktur dan industri lain yang butuh modal banyak.

Tapi meski keren, EBITDA juga punya kekurangan, karena metrik ini nggak ngitung beban keuangan dan aspek non-operasional lain yang bisa pengaruhin profitabilitas dan kelangsungan bisnis perusahaan. Makanya, para investor dan analis keuangan biasanya liat angka EBITDA barengan sama metrik lain pas analisis saham dan penilaian perusahaan.

Rumus EBITDA

Berikut adalah rumus untuk menghitung EBITDA:

EBITDA = Laba Bersih + Bunga + Pajak + Penyusutan + Amortisasi

atau

EBITDA = Laba Operasional + Penyusutan + Amortisasi

Penjelasan untuk setiap komponen dalam rumus ini adalah sebagai berikut:

Bunga

Beban bunga dikecualikan dari EBITDA karena beban ini tergantung pada struktur pendanaan perusahaan. Beban bunga muncul dari pinjaman yang diperoleh perusahaan untuk mendanai kegiatan bisnisnya.

Perusahaan-perusahaan memiliki struktur modal yang berbeda, sehingga mengakibatkan beban bunga yang berbeda-beda. Oleh karena itu, lebih mudah membandingkan kinerja relatif perusahaan dengan menghitung kembali bunga dan mengabaikan dampak struktur modal pada bisnis. Perlu dicatat bahwa pembayaran bunga dapat dikurangkan dari pajak, yang berarti perusahaan dapat memanfaatkan manfaat ini dalam apa yang disebut sebagai perisai pajak korporasi.

Pajak

Pajak merupakan fungsi dari aturan pajak suatu yurisdiksi, yang sebenarnya bukan bagian dari penilaian kinerja tim manajemen. Oleh karena itu, banyak analis keuangan lebih suka menghitung kembali pajak ketika membandingkan bisnis.

Penyusutan & Amortisasi

Penyusutan dan amortisasi (D&A) tergantung pada investasi historis yang perusahaan telah lakukan dan bukan pada kinerja operasional saat ini. Perusahaan berinvestasi dalam aset tetap jangka panjang (seperti bangunan atau kendaraan) yang mengalami penurunan nilai karena aus atau rusak.

Beban penyusutan didasarkan pada sebagian aset tetap berwujud perusahaan yang memburuk seiring waktu. Beban amortisasi timbul jika asetnya tak berwujud. Aset tak berwujud seperti paten diamortisasi karena memiliki batas waktu penggunaan (perlindungan kompetitif) sebelum berakhir.

Penentuan D&A sangat dipengaruhi oleh asumsi tentang umur ekonomis yang bermanfaat, nilai sisa, dan metode penyusutan yang digunakan. Karena itu, analis mungkin menemukan bahwa laba operasional berbeda dengan angka yang mereka pikir seharusnya, dan karena itu D&A dihilangkan dari perhitungan EBITDA.

Beban D&A dapat ditemukan dalam laporan arus kas perusahaan di bagian arus kas dari kegiatan operasi. Karena beban penyusutan dan amortisasi adalah beban non-kas, maka dihitung kembali (biasanya sebagai angka positif) dalam laporan arus kas.

Kenapa Pake Metrik EBITDA?

kalo kamu mau analisis kinerja perusahaan, kenapa kita harus ngecek juga metrik EBITDA-nya? gitu kan sekarang? Nah, metrik ini akan ngasih gambaran dan bermanfaat untuk:

  1. Mengukur profitabilitas operasional: EBITDA adalah ukuran profitabilitas yang mengabaikan pengaruh biaya keuangan, pajak, penyusutan, dan amortisasi. Dengan menghilangkan elemen ini, EBITDA memberikan gambaran tentang seberapa baik perusahaan dalam menghasilkan laba dari kegiatan operasional inti.
  2. Mengevaluasi kinerja operasional: Dalam analisis kinerja perusahaan, EBITDA digunakan untuk membandingkan efisiensi dan profitabilitas antara perusahaan dalam industri yang sama atau perusahaan sejenis lainnya. Ini memungkinkan investor, analis, dan manajemen untuk memahami sejauh mana perusahaan berhasil dalam operasi intinya tanpa memperhitungkan faktor eksternal seperti tingkat bunga atau struktur pajak.
  3. Mengurangi efek perbedaan akuntansi: EBITDA dapat membantu mengurangi perbedaan dalam metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan yang berbeda. Metode akuntansi yang berbeda dapat menghasilkan pendapatan dan biaya yang berbeda, tetapi EBITDA mengabaikan beberapa variabel akuntansi yang dapat menyederhanakan perbandingan.
  4. Penentuan kapabilitas untuk membayar hutang: EBITDA adalah ukuran keuntungan sebelum membayar bunga dan pajak. Oleh karena itu, ini memberikan pandangan tentang seberapa mampu perusahaan untuk memenuhi kewajiban hutangnya. Bank atau kreditor sering menggunakan rasio EBITDA untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang mereka.

Walau EBITDA berguna buat ngecek kinerja operasional perusahaan, ada juga kritik terhadap penggunaannya. Salah satunya adalah EBITDA nggak mempertimbangkan biaya investasi modal, kayak peningkatan modal kerja atau pengeluaran modal lainnya.

Makanya, kadang gambaran keuangan perusahaan bisa jadi nggak lengkap. Jadi, penting buat selalu lihat EBITDA dalam konteks laporan keuangan keseluruhan dan pertimbangkan juga aspek lain saat melakukan analisis yang komprehensif.

Sekian artikel tentang Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization. Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang analisis laporan keuangan perusahaan.

Jika ada kesalahan dalam artikel ini, boleh dong dikoreksi karena kita bisa saling belajar dan berdiskusi untuk memperbaikinya. Dengan begitu, pengetahuan kita bisa terus berkembang dan menjadi lebih baik. Jangan ragu untuk memberikan masukan atau bertanya jika ada hal yang belum jelas. Terima kasih atas perhatian dan semangat belajarnya!

admin Membahas dengan sederhana rumus-rumus yang ada di matematika dan finansial - Bagi Aja

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *